Minggu, 03 Agustus 2014

"Akan Muncul Seorang Mujadid atau Khalifah Setiap Seratus Tahun"

Rasululloh bersabda: "Akan muncul seorang Mujadid/Khalifah setiap seratus tahun". Masa terakhir Khalifah umat Islam telah berlalu 91 tahun yang lalu yaitu tahun 1924, jadi InsyaAlloh tinggal menunggu beberapa tahun lagi akan muncul Khalifah.

Dari Imam-Imam hadith yang lain seperti Abu Daud, alBaihaqi, al-Hakim, matannya:

إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها

terjemahnya: "Sesungguhnya ALLOH akan mengutus kepada ummat ini seorang mujaddid terhadap agamanya setiap 100 tahun." (al-Albani, sahih Sunan Abu Daud, # 4291).

Manakala hadith Nabi Isa dan Imam Mahdi itu adalah tanda-tanda menjelang akhir dunia atau amat dekatnya Qiamat. Adapun hadith mujaddid setiap 100 tahun ini adalah putaran tajdid (baik pulih) umat Islam dalam bentuk kefahaman, keimanan dan pelaksanaan Islam.

Contoh Mujaddid/Khalifah ialah Umar bin Abdul Aziz, Imam Syafi'iy, Syaikhul Islam Ibn Taymiyah, Syaikhul Islam Ali Syawkani.(al-Qardhawi, Tajdid fii Dhou'asSunnah (Pemurnian Agama menurut Sunnah), Majalah Markaz alBuhuth asSunnah, University Qatar, ms 29).

Firman ALLOH SWT: “Bertanyalah kamu kepada ahli zikir jika kamu tidak mengetahui.” Untuk menyelamatkan umat Islam, dengan rahmat dan kasih sayang ALLOH, setiap awal kurun, ALLOH kirimkan kepada umat Islam ini ulama besar yang bertaraf mujaddid (pembaharu). Rasululloh saw pernah bersabda: ‘Sesungguhnya ALLOH akan mengutus pada umat ini (umat Rasululloh) setiap awal 100 tahun seorang mujaddid yang membaharui urusan agamanya. ” Mujaddid berasal dari perkataan jaddada yujaddidu, tajdidan, mujadidun, mujaddidun Jaddada: dia telah membaharui yujadidu: dia sedang atau akan membaharui tajdidan: pembaharuan mujadidun: orang yang membawa pembaharuan Mujaddid maknanya orang yang membawa pembaharuan. Mujaddid itu bahasa Arab, dalam bahasa Inggeris dikatakan “Reformer” yang artinya Pembaharu. Apakan maksud memperbaharui urusan agama? Adakah dia membaharui isi Al Quran, atau isi Hadis atau isi Islam? Tidak. Ia tetap membawa Al Quran, Hadis dan akhlak Islam, isi yang lama yang pernah dibawa oleh Rasululloh

Mujaddid artinya Pembaharu, yaitu orang yang memperbaharui agama atau orang yang ditugaskan ALLOH untuk mengadakan pembaharuan dalam Islam.

Bahwa Mujaddid itu dibangkitkan ALLOH SWT


Menurut Firman ALLOH SWT, Mujaddid itu diangkat oleh ALLOH sendiri, bukan diangkat oleh manusia. Kadang-kadang, atau bahkan umat manusia pada awalnya menentang dan memusuhinya. Hal ini secara umum mudah dapat dimaklumi. Bahwa apabila suatu kebiasaan yang buruk telah dianggap biasa, orang tidak mampu memisahkannya dengan yang haq, sehingga seorang Mujaddid dalam mengutarakan kebenaran biasanya akan mendapatkan tantangan-tantangan.

Perhatikanlah dalam Quran Suci, Surat 24: 55,

ALLOH berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan berbuat baik, bahwa Ia pasti akan membuat mereka penguasa di bumi sebagaimana Ia telah membuat orang-orang sebelum mereka menjadi penguasa, dan bahwa Ia akan menegakkan bagi mereka agama mereka yang telah Ia pilih, dan bahwa Ia akan memberi keamanan sebagai pengganti setelah mereka menderita ketakutan. Mereka akan mengabdi kepada-Ku, dan tak akan menyekutukan Aku dengan apapun. Dan barang siapa sesudah itu tidak terima kasih, mereka adalah orang yang durhaka. ( QS.24: 55 )

Dibangkitkan pada permulaan abad

Tanda yang kedua adalah bahwa Mujaddid itu dibangkitkan pada permulaan tiap-tiap abad, karena pada tiap akhir abad Islam mengalami kemunduran, atau kerusakan, atau kekacauan. Hal ini sesuai dengan isyarat Quran Suci ba
hwa ’lailatul Qadr’ itu lebih baik dari seribu bulan ( QS 97: 3 ) Ayat ini mengisyaratkan bahwa setelah seribu bulan, terjadilah kegelapan yang menimpa dunia Islam, kemudian Allah menurunkan ’lailatul Qadr’ atau wahyunya yang cemerlang yang menyinari kegelapan itu ( QS 97: 4-5 )

Sesungguhnya ALLOH akan selalu membangkitkan pada umat Islam ini pada tiap-tiap permulaan abad seseorang yang akan memperbaiki agamanya baginya ( Hadis riwayat Abu Daud )

Sesungguhnya ALLOH memberi nikmat kepada ahli din-Nya pada setiap akhir seratus tahun dengan seorang dari ahli rumahku ( ahli bait ) yang akan menjelaskan kepada mereka urusan din mereka ( Berkata Ahmad bin Hambal, dalam sebuah Hadis )

Tugas seorang mujaddid adalah mengembalikan iman yang telah luntur atau telah hilang atau menghilang dari dada kaum muslim agar iman kembali lagi kepada pemiliknya, dengan cara yang sebaik-baiknya. Dengan demikan pemiliknya dapat bergerak dan hidup baru kembali. Pemiliknya dapat berjuang menegakkan Islam dengan kokoh, oleh karena iman yang hilang telah kembali lagi kepada pemiliknya. Seorang yang beriman mantap, pasti berjuang dengan keyakinan yang tinggi untuk menegakkan Kalimah Thoyibah, La ilah ha Ilallah Muhammad dur Rasululloh secara comprehensive integral, secara holistik, utuh menyeluruh, lengkap, dalam upaya-upaya menegakkan tata kehidupan yang indah, baik pada dirinya dan juga di masyarakat, sesuai dengan zamannya.

Fungsi Mujaddid adalah melakukan tajddid, melakukan pembaharuan, membersihkan polusi atau kotoran-kotoran yang merusak iman. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Mujaddid adalah seorang yang bertugas untuk memperbaharui pemahaman-pemahaman agama yang telah mengalami banyak polusi yang diakibatkan oleh ulah manusia. Berkat tugas yang dilaksanakan Mujaddid, Quran Suci, Sunah Nabi maupun Hadis Nabi tetap relevan dalam menjawab tantangan-tantangan zaman.

Sekali lagi, yang mengangkat seseorang menjadi mujaddid adalah ALLOH SWT.

Bila ALLOH mengangkat seseorang menjadi mujaddid. kita sebagai umat Islam harus meminta di baiat pada mujaddid.

Makna bai’at itu sendiri adalah sumpah setia dengan suatu kepemimpinan. Sehingga ada jalinan hubungan yang kuat antara yang memimpin dan ya
ng dipimpin. Dengan prosesi bai’at terjalinlah ikatan hukum berupa hak dan kewajiban serta tanggung jawab kedua belah pihak secara adil dan proporsional. Adanya hak dan kewajiban ini merupakan hasil dari bai’at.

Bai’at lebih merupakan pernyataan komitmen spiritual secara formal di depan mursyid untuk menjalani hidup yang benar dan lurus. Bai’at dapat menjadi terapi kaget (shock theraphy) menuju untuk hijrah kepada susasana batin yang baru dan memberikan motivasi berkomitmen dalam kehidupan yang benar. [Orang yang baru saja melakukan ikrar bai’at secara simbolis dianggap seperti terlahir kembali (reborn) dari kehidupan kelam sebelumnya yang tanpa petunjuk dan bimbingan. Suasana batin bagaikan kondisi bayi yang baru dilahirkan ke dunia ini, bahagia, cerah, bersih dari dosa dan lepas dari beban masa lalu.]
 
 

Wallohu' Alam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar